Kepemimpinan di Era Milenial

Pada tanggal  Januari 2023, narasumber kita mencerita kan tokoh inspiratif nya pada acara Leader Talk Value di House of Sthapati. Pemateri kita kak Dena Apriliana telah memaparkan materinya dengan judul Kepemimpinan di Era Milenial. Mungkin banyak dari kita bertanya-tanya, siapa sih yang dimaksud oleh kak Dena ini? Kenapa diberi judul itu? Nah, untuk menjawab pertanyaan kita semua bagaimana kalau kita langsung saja baca artikel dibawah ini.

Mungkin kita tidak asing lagi dengan nama Ridwal Kamil. Ridwan Kamil adalah sosok seorang pemimpin di era milenial dengan berjuta gagasan dan inovasinya yang telah menginspirasi kak Dena. Beliau adalah mantan wali kota madya Bandung yang kini menjabat sebagai Gubernur ptovinsi Jawa Barat sejak September 2018 hingga sekarang. Dengan gayanya bak anak muda, nyentrik dan santai Ridwan Kamil dianggap sebagai pemimpin yang sangat mewakili jiwa anak muda yang sanggup menjawab kebutuhan anak muda.

Nama lengkapnya Mochammad Ridwan Kamil. Pria yang kerap disapa Kang Emil ini adalah seorang arsitek, politis Indonesia. Lahir di Bandung pada tanggal 4 oktober 1971 (52 tahun). Ridwan Kamil merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Terlahir dari pasangan bapak Atje Misbach Muhjidin dan ibu Tjutju Sukaesih.

Sedikit tentang perjalanan Ridwan Kamil. Selepas lulus dari  di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Arsitektur di tahun 1995, Ridwan Kamil melanjutkan studinya di Universitas California, Berkeley selama 2 tahun terhitung ia langsung pulang dengan gelar Master Of Urban Design pada tahun 2001.

Sepulang ke tanah air pada tahun 2004, Ridwan Kamil Bersama dengan teman-temannya mendirikan sebuah perusahaan yang diberi nama Urbane. Perusahaan tersebut bergerak dalam nidang jasa Konsultan perencanaan, arsitek, dan desain. Beliau juga pernah menjadi dosen (tidak tetap) di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2002 – 2016.

Ridwan Kamil menikahi Atalia Praratya pada tahun 1996. Mereka dikarunia 2 anak yang pertama bernama Emmeril Kahn Mumtadz dan yang kedua Camillia Laetitia Azzahra. Ridwan Kamil juga memiliki anak angkat bernama Arkana Aidan Misbach pada juli 2020. Pada 26 Mei 2022, putra sulung Ridwan Kamil dikabarkan hilang ketika berenang di sungai Aare di Bern, Swiss.

Menurut kang Emil bedanya pemimpin dengan kepemimpinan yang di utaran kak Dena dalam penjelasannya adalah, pertama teori pemimpin adalah seorang pemimpin yang baik dan berani maju untuk mengambil tanggung jawab untuk memimpin, yang bertujuan untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik, semata karena kepediannya terhadap orang banyak. Sedangkan yang kedua adalah kepemimpinan merupakan tentang kepemimpinan yang menetapkan arah, menciptakan visi yang menginspirasi orang-orang agar mau mencapai visi itu melalui strategi yang efektif. Jadi, setiap orang mungkin memiliki visi yang besar, namun yang membedakan seseorang “pemimpin” dengan seorang “Kepemimpinan” adalah cara dalam menjalankan suatu tanggung jawab.

Ridwan Kamil diajarkan oleh ibunya untuk membiasakan berbagi kepada sesama, dengan ucapan beliau yaitu “Saya sangat menikmati kesederhanaan. Karena hidup yang serba pas, saya dan saudara saya tidak diwarisi harta duniawi, namun kami diberi harta yang tak ternilai, yaitu pendidikan”. Selain itu Ridwan Kamil gemar berimajinasi ia dapat membayangkan dalam pikirannya  bahwa hidup dalam sebuah kota yang nyaman. Dan dengan hobi beliau dalam berpetualang memilki makna dalam arti kehidupan, dapat belajar lebih toleran dan senang dalam mengamati berbagai hal.

“Setiap pemimpin harus mempunyai visi” begitulah perkataan Kang Emil sebelum memulai menjadi pemimpin yang hebat. Dan bagaimana visi ada didalam seorang pemimpin? visi muncul dari dalam diri sendiri, visi juga timbul dari pengalaman pribadi pada seorang memimpin yang mana nantinya mampu dalam memenuhi kebutuhan orang lain. Visi hidup yang dimiliki Ridwan Kamil dalam memimpin disebuah kepemimpinan, yaitu “Hidup adalah UDUNAN. Sehebat apapun kita dalam satu hal, kita akan selalu membutuhkan orang lain untuk mewujudkan ide dan gagasan. Mengapa? Sebab sekarang bukanlah zamannya mengubah dunia sendirian, tapi zamannya mengubah dunia dengan barang-bareng”.

Ridwan Kamil dikenal dengan sikap yang pantang menyerah dan memilki komitmen yang kuat. Ia tetap berjuang di segala keterbatasan yang dimilikinya, perjuangan juga pilihan yang harus diambil demi sebuah kehidupan yang lebih baik. Ridwan Kamil mengatakan bahwa “Cinta bukan hanya masalah menikah lalu bahagia selamanya. Dalam kehidupan nyata, cinta setelah menikah masih ada selalu membutuhkan pengorbanan”.

Bagi Ridwan Kamil “Semangat” kunci untuk tetap berpegang pada komitmen, karena semangat mampu meningkatkan kehendak, semangat mampu mengubah seseorang, dan menjadikan kita mampu melakukan hal-hal yang dianggap orang mustahil.

Begitu banyak penghargaan yang didapat Ridwan Kamil dari dalam negeri maupun di luar negeri. Penghargaan pastinya didapat tidak luput dari usaha dan kejenius dalam berpikir beliau selama menjadi Arsitektur, walikota maupun menjadi Gubernur. Ridwan Kamil mendapatkan penghargaan dari Univ Pensylvania, AS pada tahun 2013 sebagai Urban Leadership Award. Pikiran Rakyat Award pada tahun 2012 sebagai Tokoh Muda Kreatif, Winner Internasional Young Design Enterpreneur Of The Year From British Council Indonesia pada tahun 2012, Indonesia Green Awards Sebagai “Penghargaan Penginspirasi Bumi” di Green Building Rasuna Epicentrum pada tahun 2012, Green Leadership Award For Al-Irsyad Mosque, dari BCI Asia pada tahun 2011. Menjadi Top 5, Best Building Of The Year 2010 From Archdaily For Al-Irsyad Mosque BCI Asia Top Ten Architecture Business Award pada tahun 2010, Winner Third Prize : Design Competition Suramadu Mosque pada tahun 2010, dan The 6th Winner Of The Best Design Architecture Consultant, pada Citradata Award.

Ridwal Kamil menjadi sosok yang sangat menginspiratif, Aksi kepemimpinan nya begitu unik dan sering mencuri perhatian. Ada 3 hal kekuatan yang Ridwan Kamil miliki didalam dirinya, yaitu yang pertama adalah Kreativitas yang tinggi, kedua beliau merupakan seorang arsitek yang mampu membangun perubahan, dan yang ketiga adalah memiliki rasa kepedulian yang besar kepada sesama, dimana hal ketiga tersebut merupakan kunci dalam sebuah kepemimpinan yang membuat beliau sukses dalam menjalankan tanggung jawab, pemimpin yang melayani rakyatnya, dan menjadikan dia banyak di sukai oleh banyak masyarakat.

Dari Ridwan Kamil kita dapat belajar jika kita ingin menjadi pemimpin mulailah dengan membangun jiwa melayani dalam diri sendiri. Seorang pemimpin mampu menjadikan kepentingan orang lain sebagai tujuan hidupnya. Kemurahan hati tersebut tidak hanya terjadi sekali namun terus berlangsung disetiap aspek kehidupan. Baik itu menyangkut tenaganya, pikirannya, waktunya maupun harta bendanya.

 “Sosok yang punya visi melangit, tapi kedua kakinya tetap menginjak bumi.”

(Ridwan Kamil)